Laporan Wartawan Serambinews, Agus Ramadhan | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ratusan santri Dayah Insan Qurani (IQ) Aceh Besar dijemput pulang oleh orang tua mereka pada Kamis (27/11/2025), menyusul kebijakan penghentian sementara proses belajar mengajar akibat pemadaman listrik yang sudah berlangsung dua hari.
Pihak Dayah IQ menyatakan, gangguan listrik yang dipicu bencana banjir di sejumlah wilayah Aceh berdampak pada krisis air bersih.
Kondisi ini membuat para santri kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti mandi, mencuci, dan kakus (MCK).
Pantauan Serambinews.com di Kompleks Dayah Insan Qurani, Gampong Aneuk Batee, Kecamatan Sukamakmur, Kamis sore tadi, ratusan santri tampak berkumpul di halaman masjid menunggu jemputan orang tua.
Sebagian santri yang belum dijemput terlihat mondar-mandir mencari telepon genggam untuk menghubungi keluarga.
Namun, mereka masih harus berjuang mendapatkan sinyal internet dan telepon yang ikut terganggu akibat banjir.
Santri asal Dataran Tinggi Gayo (Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara) tampak cemas karena gagal menghubungi orang tua.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, empat kabupaten di wilayah tengah Aceh itu terisolasi akibat banjir besar yang terjadi dalam dua hari terakhir.
Selain banjir, kecemasan orang tua santri juga dipicu gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter yang mengguncang Kabupaten Simeulue pada hari yang sama.
Kekhawatiran semakin meningkat setelah beredar video viral robohnya asrama sebuah pesantren yang berlokasi di Kabupaten Bireuen dua hari lalu.
Sejumlah orang tua berulang kali menanyakan kondisi anak-anak mereka di Dayah IQ.
Sekretaris Dayah Insan Qurani, Dr. Alfirdaus Putra MH, menjelaskan bahwa pemadaman listrik selama dua hari telah mengganggu aktivitas pendidikan.
“Listrik padam sehingga proses belajar mengajar sulit dilaksanakan. Pasokan air juga terhenti, membuat santri kesulitan MCK. Dengan pertimbangan itu, kami meniadakan PBM dan memulangkan santri sementara waktu,” ujarnya.
Namun kebijakan tersebut tidak berlaku bagi seluruh santri.
Santri kelas 6 tetap diminta bertahan karena akan mengikuti ujian.
Sementara santri dari daerah jauh atau yang tidak memungkinkan pulang akibat kondisi bencana difasilitasi untuk tetap tinggal di pesantren.
“InsyaAllah genset dan makanan kami sediakan seperti biasa. Hanya saja kapasitas genset tidak mampu memenuhi kebutuhan seluruh kompleks,” tambahnya.
Pihak dayah menetapkan santri dapat kembali ke asrama pada Minggu, 30 November 2025.
Informasi lanjutan mengenai kegiatan belajar mengajar akan diumumkan setelah situasi kembali normal.
“Kami berharap kendala pemadaman listrik akibat bencana ini segera teratasi agar aktivitas pendidikan kembali berjalan seperti sediakala,” pungkasnya.(*)
Contact to : [email protected]
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.