Ringkasan Berita:
  • Bhayangkara FC catat 3 kemenangan, 1 imbang, 1 kalah dalam 5 laga terakhir.
  • Jago kandang: 3 laga terakhir di Stadion Sumpah Pemuda tak terkalahkan.
  • Kelemahan: lini depan buntu saat kalah 0-1 dari PSIM.

 

SURYA.co.id Surabaya – Model performa diusung Bhayangkara FC datang ke laga pekan ke-14 lawan Persebaya Surabaya. Dengan modal performa yang cukup stabil, meski sedikit antiklimaks di pekan terakhir. 

Dari lima pertandingan terakhir, mereka mencatat tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan.

Hasil Bhayangkara menunjukkan: 

  • Kkalah 0-1 dari PSIM Yogyakarta di pekan ke-13,
  • Menang 2-1 atas Bali United di pekan ke-12
  • Imbang 1-1 melawan Persita di pekan ke-11, menang 2-0 atas Persijap di pekan ke-10, dan menang 1-0 atas Semen Padang di pekan ke-9.
  • Joni

Kekalahan dari PSIM memutus tren positif empat laga sebelumnya. Namun, secara keseluruhan Bhayangkara masih menunjukkan ketangguhan, terutama saat bermain di kandang.

Dari tiga laga kandang terakhir, mereka tidak terkalahkan. Dua kemenangan dan satu hasil imbang menjadi bukti bahwa Stadion Sumpah Pemuda benar-benar jadi benteng yang sulit ditembus.

Produktivitas gol di kandang juga cukup baik. Mereka mampu mencetak lima gol dalam tiga laga terakhir di hadapan pendukung sendiri.

Pertahanan pun solid. Hanya dua kali kebobolan dalam periode tersebut, menunjukkan keseimbangan antara lini depan dan belakang.

Kekuatan dan Kelemahan Jelang Lawan Persebaya

Kekuatan utama Bhayangkara jelas terlihat dari status mereka sebagai jago kandang. Dukungan publik Bandar Lampung membuat tim tampil lebih berani dan percaya diri.

Selain itu, pertahanan mereka di kandang cukup rapat. Lawan sulit menembus barisan belakang yang disiplin.

Namun, ada kelemahan yang perlu dicatat. Kekalahan dari PSIM pekan lalu menunjukkan lini depan bisa buntu saat menghadapi tim yang bermain rapat.

Ketajaman serangan menurun, terutama ketika lawan menutup ruang dengan baik. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Paul Munster untuk mengembalikan efektivitas lini depan.

Faktor pemulihan juga jadi tantangan. Bhayangkara baru saja bermain tandang pada 22 November dan harus kembali bertanding pada 28 November. Jeda enam hari cukup ideal, tetapi rotasi pemain tetap diperlukan agar stamina terjaga.

Sementara itu Persebaya datang dengan situasi berbeda. Mereka sedang dalam masa transisi setelah berpisah dengan Eduardo Perez. Kursi pelatih kini diisi caretaker Uston Nawawi.

Uston sendiri menegaskan komitmen pemain tetap solid. 

"Ya di dunia sepak bola seperti itu, siapapun bisa datang dan pergi, tapi klub tetap nomor satu," kata Uston seusai latihan di Lapangan ABC Kompleks Stadion GBT, Selasa (25/11/2025).

Meski begitu, Persebaya kemungkinan tidak diperkuat gelandang Francisco Rivera yang terkena sanksi kartu dan bek Risto Mitrevski yang cedera. Absennya dua pemain kunci ini bisa jadi keuntungan bagi Bhayangkara.

Kekalahan dari PSIM memutus tren positif empat laga sebelumnya

 

Contact to : [email protected]


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.