TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Mandat Holding Perkebunan kepada PTPN I untuk mengelola komoditas di luar gula dan kelapa sawit, termasuk bisnis nonkomoditas direspons secara progresif.
Aset-aset dengan keunggulan dan keunikan seperti keindahan alam, keunikan lingkungan, lokus strategis, dan aset nonfisik lain yang dimiliki terus digenjot dengan berbagai terobosan.
PTPN I Regional 2 yang wilayahnya berada di seputaran Bandung adalah satu dari ratusan aset yang memiliki keunggulan tersebut.
"Kami bersyukur memiliki aset lahan dan kawasan dengan banyak keunggulan dan keunikan. Kebun teh di kawasan Puncak, Bogor dan beberapa tempat lainnya di Jawa Barat memiliki karakteristik yang kami sebut sebagai intangible asset, aset alam yang merupakan karunia Tuhan. Alam yang indah, udara sejuk, matahari cukup, dan pemandangan yang mempesona. Itulah maka ketika Holding (PTPN III Holding) memberi mandat untuk mengelola bisnis non komoditas, kami manfaatkan aset ini sebagai bisnis hospitality."
Pernyataan tersebut disampaikan Region Head PTPN I Regional 2 Desmanto di Bandung, Selasa (7/10/2025).
Ia mengatakan, bisnis utama berupa industri teh dan beberapa komoditas lainnya tetap berjalan secara optimal.
Sedangkan bisnis pelayanan minat khusus berupa agrowisata, food and beverage, termasuk penginapan terus dipacu secara selaras dengan komoditas utama.
"Di PTPN I kan memang ada komoditas yang masih dominan. Ada karet, teh, kakao, kopi, dan lainnya. Kecuali karet, beberapa komoditas itu beririsan dengan pariwisata," ujarnya.
"Maka di beberapa kebun teh kami rancang sebagai agrowisata, objek pariwisata edukatif berbasis out door. Di sini lengkap dengan berbagai wahana dan penginapan. Lainnya, seperti kopi, kakao, dan beberapa lagi bisa dimasukkan ke dalam paket hospitality itu," kata Desmanto menambahkan.
Potensi yang ada di PTPN I Regional 2 dengan berbagai keunikannya telah melahirkan beberapa model bisnis baru. Yakni, agrowisata dan kuliner berupa beberapa kafe.
Lima ikon destinasi wisata agro dengan basis keunggulan komoditas teh dikembangkan sebagai pengembangan Industri Hilir Teh (IHT).
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk, menciptakan aliran pendapatan baru, dan memajukan potensi wisata di lahan perkebunan.
"Kami menyadari bahwa hamparan perkebunan teh yang kami miliki adalah aset yang sangat berharga. Melalui IHT, kami menciptakan produk teh bernilai jual tinggi, sementara Agrowisata membuka peluang ekonomi baru dan mendekatkan masyarakat dengan keindahan alam perkebunan," ujarnya.
Diversifikasi usaha bidang agrowisata dan kuliner yang saat ini sudah berjalan tersebar di beberapa lokasi di seputar Jawa Barat.
Antara lain, Agrowisata Gunung Mas, Agrowisata Rancabali, Agrowisata Malabar, Agrowisata Sukawana, dan Agrowisata Tenjo Resmi.
Sedangkan di bidang kuliner atau gerai food and beverage (makanan dan minuman) terdapat di Bosscha Space (Bandung), Café Walini By Me (Dusun Bambu Bandung dan Nimo Pangalengan), Café Hi Tea (Puncak Bogor), serta Manoe Coffee (Subang).
"Pengembangan lini F&B ini merupakan upaya kami untuk membawa citra teh dan kopi berkualitas dari kebun kami langsung ke gaya hidup konsumen modern. Tempat-tempat seperti Bosscha Space dan Café Walini menjadi showcase bagi produk-produk IHT kami," tambah Desmanto.
Sejalan dengan pariwisata, pengembangan IHT terus diintensifkan. Langkah ini meliputi diversifikasi produk dari teh curah menjadi teh kemasan premium, teh ready-to-drink, hingga produk turunan berbasis teh lainnya.
Strategi IHT ini bertujuan untuk memperkuat brand image dan daya saing PTPN I Regional 2 di pasar ritel nasional maupun global, serta menjamin serapan bahan baku dari kebun sendiri.
Strategi diversifikasi ini mendapat dukungan penuh dari Holding Perkebunan.
Melalui strategi ini, PTPN I Regional 2 optimis dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kinerja Holding PTPN I dan berperan aktif sebagai agen pembangunan ekonomi daerah melalui penciptaan lapangan kerja dan promosi potensi daerah.
Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas menyatakan dukungan penuh terhadap ekspansi dan kreativitas PTPN I Regional 2 yang serius menggarap bisnis nonkomoditas sesuai dengan potensi aset yang ada. Teddy mengatakan, seiring dengan kebijakan pemegang saham yang memberi keleluasaan mengembangkan bisnis nonkomoditas, manajemen mengapresiasi kreativitas insan PTPN dengan menggerakkan unit bisnis baru.
"Sejak awal dibentuknya Subholding Supporting Co di PTPN Group, PTPN I telah merumuskan langkah-langkah strategisnyany, baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Ruang konsolidasi selama menjelang dua tahun ini sudah cukup untuk mengindentifikasi dan membidik profit centre baru.
Semua langkah optimalisasi berbasis kepada potensi aset yang ada. Seperti di Regional 2 ini, potensi hospitality sangat menonjol. Saya yakin, bidang ini akan menjadi keunggulan kita ke depan," kata Teddy.
Senada dengan Teddy, Sekretaris Perusahaan PTPN I Aris Handoyo menegaskan bahwa optimalisasi aset merupakan mandat utama perusahaan yang dituangkan dalam konsep transformasi bisnis di PTPN Group.
Ia menyebut strategi PTPN I Regional 2 dalam mengembangkan IHT dan Agrowisata adalah langkah progresif yang harus didukung.
"Ini bukan hanya soal profit, tapi bagaimana kita bisa memaksimalkan setiap jengkal aset untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara. Kolaborasi antara bisnis komoditas inti, IHT, dan Agrowisata adalah formula keberlanjutan. Kami mengundang masyarakat untuk menikmati keindahan alam dan kualitas produk terbaik dari perkebunan PTPN I Regional 2," kata Aris Handoyo.
Contact to : [email protected]
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.