Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Lembaga Pariwisata dan Kebudayaan Bamus Betawi Suaeb Mahbub mengajak masyarakat untuk melestarikan alat musik tradisional Rebab Betawi, salah satunya melalui media sosial.


"Rebab Betawi merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia. Rebab Betawi ini dibuat dengan pisau raut selama 17 hari. Buatnya lama karena minim referensi gambarnya," kata Suaeb di Jakarta, Jumat.


Anggota Dewan Kesenian Jakarta periode 2020-2023 itu juga mengajak para budayawan untuk aktif di media sosial dan dapat menjangkau generasi muda.Apalagi Rebab Betawi merupakan salah satu cikal bakal biola modern.


Generasi muda dapat belajar dan juga mengetahui tentang sejarah dari alat musik tradisional khas Betawi itu. Rebab Betawi dibuat dari kayu jati serta resonansi dari tempurung kelapa yang menghasilkan suara otentik.


"Rebab ini terbuat dari bahan sederhana. Kayu jati digunakan untuk badannya, sementara resonansinya dari tempurung kelapa," kata Suaeb.







Dia berharap melalui media sosial, para budayawan Betawi dapat menjangkau audiens yang lebih luas, melintasi batas geografis dan demografis.


Hal itu dikarenakan rebab tidak hanya hidup di panggung lokal, tetapi juga global. Ia mengisahkan sejarah rebab dimulai dari Timur Tengah sekitar abad 8 Masehi.


"Kala itu namanya rababah, yang menciptakan itu Ar Razi abad 8," kata Suaeb.


Kemudian alat musik itu menyebar ke seluruh dunia hingga ditemukan berbagai variasi transformasinya seperti cello dan biola di Eropa. Termasuk di Indonesia, salah satunya yakni Rebab Betawi.