TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Hilangnya Daffa siswa SMK Negeri 3 Tegal saat PKL di KM Mekar Sari hingga saat ini masih misteri.
14 hari pun berlalu, namun keberadaan pasti dan nasib Mochamad Daffa Sanjaya belum jelas.
Siswa anak dari Noris Sumirah dan Sutanto ini dikabarkan hilang di Perairan Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur sejak 23 Juni 2025.
Informasi dari pihak kapal yang berasal dari Juwana Kabupaten Pati ini, korban Daaf terakhir terlihat saat ikut serta menarik tali jangkar.
Setelah itu semua beristirahat dan baru ketahuan korban tidak ada saat memasuki waktu makan siang.
Atas kejadian itu, pihak kapal lantas menghubungi pihak sekolah pada 23 Juni 2025 malam.
Pada 24 Juni 2024, pemilik kapal bersama petugas kepolisian dari Polsek Juwana datang ke sekolah untuk menceritakan kronologi kejadian yang menimpa Daffa.
Daffa adalah siswa kelas XI jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) di SMK Negeri 3 Tegal.
Tangis Orangtua Daffa
Air mata Noris Sumirah (46) tak terbendung saat memperlihatkan foto anaknya, Mochamad Daffa Sanjaya (17) yang hilang di Perairan Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Senin 23 Juni 2025.
Daffa hilang saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kapal Pursein Frizer KM Mekar Sari dari Juwana, Kabupaten Pati.
Dia merupakan siswa kelas XII SMK Negeri 3 Tegal jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI).
Noris bersama suaminya Sutanto (50) menceritakan, keluarga mendapatkan kabar kehilangan Daffa dari sekolah.
Saat itu diminta untuk datang ke SMK Negeri 3 Tegal.
Dia pun diceritakan kronologis sebelum anak semata wayangnya hilang.
Pagi itu, sekira pukul 03.00, Daffa masih melakukan aktivitas menarik jangkar bersama 7 siswa PKL.
Jangkar sudah tarik, lalu anak-anak dipersilakan istirahat.
"Ketahuannya hendak makan, kurang satu orang."
"Dicari sekitar kapal tidak ada."
"Teman-teman lainnya juga tidak ada yang melihat," kata Noris warga Kelurahan Panggung, Kota Tegal ini kepada Tribunjateng.com, Senin (7/7/2025).
Noris mengatakan, Daffa melangsungkan PKL bersama 7 teman yang sama-sama dari SMK Negeri 3 Tegal.
Kapal yang mejadi tempat praktik ada sekira 30 kru.
Seharusnya PKL berlangsung selama 6 bulan, mulai April hingga Oktober 2025.
"PKL ini untuk syarat kelulusan."
"Baru ikut dua bulan, berangkat 22 April 2025," ujarnya.
Ingin Bahagiakan Orangtua
Noris dan suaminya terakhir berkomunikasi dengan Daffa melalui telepon pada 20 Mei 2025.
Saat itu, anaknya telepon pada malam hari untuk menanyakan kabar.
Dia tidak mengeluhkan apapun.
Saat ditanya kabar kondisinya sehat.
Dia bercerita kondisi lautnya sedang tenang, tidak bergelombang.
"Saya tidak ada firasat apa-apa, mimpi juga enggak."
"Daffa memang bisa renang, tapi belum terlalu mahir," jelasnya.
Daffa di mata Noris dan merupakan anak penurut dan berbakti kepada orangtua.
Dia sempat menceritakan keinginannya setelah lulus dari SMK Negeri 3 Tegal untuk melanjutkan pendidikan di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.
Meski pencarian anaknya oleh Polairud sudah ditutup, dia berharap ada keajaiban.
Dia juga mengadakan doa dan tahlil di rumahnya.
Sementara pencarian masih dilakukan secara mandiri oleh kru kapal KM Mekar Sari.
"Daffa punya keinginan ingin lanjut pendidikan di PIP Semarang."
"Katanya ingin bahagiakan bapak-ibunya, ingin bikin senang," ungkapnya.
Guru sekaligus Ketua Jurusan NKPI SMK Negeri 3 Tegal, Rokham mengatakan, ada 8 siswa yang melaksanakan PKL di Kapal Pursein Frizer KM Mekar Sari dari Juwana, Kabupaten Pati.
Informasi yang diterima, setelah penangkapan ikan, anak-anak melakukan penarikan jangkar.
Setelah itu kapal jalan, mereka istirahat.
Kemudian Daffa izin ke temannya tidak ke kamar, tetapi mau ke belakang untuk nongkrong di luar.
"Saat makan bersama-sama ini, dicari sekapal kurang satu ABK."
"Jadi kira-kira jarak waktu setelah penarikan jangkar sampai makan sekira 4 jam," jelasnya.
Menurut Rokham, Daffa sosok siswa yang aktif.
Dia pun menjadi siswa penggerak sebagai Ketua Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
Dari cerita tujuh temannya lainnya, pelaksanaan PKL berlangsung kondusif.
Hubungan dengan ABK baik, begitu juga dengan siswa PKL lain dari Cirebon, Jawa Barat.
"Mereka juga sudah mendapatkan pembekalan dari sekolah, baik teknis maupun ketahanan di laut."
"Di Juwana, juga mendapatkan pelatihan dari Polairud dan Dinas Perikanan di sana," ungkapnya.
Dedy Yon Kunjungi Rumah Orangtua Daffa
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono mengunjungi rumah oragtua Mochammad Daffa Sanjaya di RT 05 RW 07 Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Senin (7/7/2025).
Kedatangan Dedy Yon diterima orangtua Daffa, Noris Sumurah (46) dan Sutanto (50).
Daffa merupakan siswa SMK Negeri 3 Tegal yang hilang saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perairan Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada 23 Juni 2025.
Hingga kini Daffa masih belum ditemukan.
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono menyampaikan belasungkawa atas musibah yang dialami Daffa.
Dia mengatakan, Pemkot Tegal bersama Dinas Cabang Pendidikan Wilayah XI akan berupaya membantu berkomunikasi dengan pihak terkait.
"Kami sudah mendengar, Daffa hilang di Perairan Kangean saat mengikuti kegiatan praktik dari sekolah," ujarnya.
Dedy Yon mengatakan, pencarian sudah dilakukan memang sampai saat ini belum ditemukan.
Dia berharap, segara ada kabar baik dan Daffa bisa ditemukan.
"Kami menyampaikan belasungkawa, kebetulan Daffa ini anak tunggal dan satu-satunya."
"Kami doakan yang terbaik," ungkapnya.
Penjelasan Pihak Sekolah
Ketua Jurusan NKPI SMK Negeri 3 Tegal, Rokham menyatakan, total ada delapan siswa yang mengikuti PKL, salah satunya adalah Daffa.
Informasi hilangnya korban pertama kali diperoleh pihak sekolah langsung dari pihak kapal.
PKL tersebut dimulai sejak 29 April 2025 dan direncanakan berlangsung selama enam bulan sebagaimana ditetapkan dalam kurikulum vokasi.
Menindaklanjuti informasi tersebut, pihak sekolah lantas melakukan berbagai langkah koordinatif.
“Kami terus menjalin komunikasi aktif dengan pihak perusahaan, aparat penegak hukum, dan dinas terkait."
"Karena ini menyangkut keselamatan dan masa depan anak, kami sangat berhati-hati dalam menyampaikan informasi,” kata Kepala SMK Negeri 3 Tegal, Drs Bejo.
Dia menyampaikan, keluarga besar SMK Negeri 3 Kota Tegal berduka atas peristiwa yang dialami Daffa.
Apalagi korban merupakan anak semata wayang dari pasangan Sutanto dan Noris.
"Kami berharap segera ada titik terang dan kejelasan bagi keluarga serta semua pihak yang terlibat."
"Kami menghimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi."
"Serta memberikan ruang dan waktu bagi proses pencarian dan penyelidikan yang sedang berlangsung," pinta Drs Bejo. (*/Fajar Bahruddin Achmad)
Contact to : [email protected]
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.