Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Waspadai penyakit ‘seribu wajah ini’ kala banjir melanda.
Genangan air, saluran yang mampet, dan sampah yang menumpuk menjadi tempat ideal bagi bakteri leptospira.
Leptospirosis sering disebut sebagai penyakit 'seribu wajah'.
Gejala leptospirosis mirip dengan penyakit lain, seperti demam berdarah atau tifus.
Sayangnya banyak pasien terlambat ditangani setelah infeksi mencapai tahap berat.
Saat gejala berat maka bisa menyebabkan gagal ginjal, meningitis bahkan kematian.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Umumnya bakteri ini ditemukan dalam urin tikus.
Bakteri ini bisa bertahan di lingkungan lembap dan basah, seperti genangan air, tanah becek, atau saluran air yang kotor.
Bakteri leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil pada kulit atau bahkan melalui pori-pori kulit yang sehat, terutama jika kulit telah terpapar lama pada air kotor.
Leptospirosis bisa menimbulkan gejala yang mirip flu, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, terutama betis dan punggung, mata merah, mual dan muntah, diare, kuning pada kulit dan mata (pada kasus berat).
Untuk mencegah leptospirosis bisa melakukan langkah sederhana seperti dikutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):
Ada 101 Kasus Meninggal karena Leptospirosis hingga Juni 2025
Selama Januari – Juni 2025 ada 101 orang meninggal akibat kencing tikus atau penyakit Leptospirosis.
Hingga 2 Juni 2025 total kasus penyakit Leptospirosis sebanyak 787.
“Selama Januari – 6 Juni 2025 sudah ada 101 orang meninggal dari 787 kasus Leptospirosis di Indonesia,” tulis keterangan Kemenkes.
Leptospirosis sering muncul di 14 provinsi endemis ini:
Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Contact to : [email protected]
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.